Rabu, 30 November 2011

Menikmati Keindahan Jembatan Ampera Kala Malam

|
Warga beraktivitas di bawah jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (22/11/2011). Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai dengan panjang 750 km ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat sekitar.


PERJALANAN ke Palembang serasa tak lengkap kalau tidak mampir sejenak ke Jembatan Ampera, yang terlihat cantik saat senja dan malam hari. Bagaimana tidak? Mentari yang menggayut di ufuk barat dan cahaya yang perlahan redup seolah memulas jembatan tersebut dengan warna-warna yang begitu atraktif. Belum lagi hiasan lampu membuat jembatan tersebut semakin kokoh sebagai ikon Ibu Kota Sumatera Selatan.
Merunut sejarahnya, ide untuk membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang tahun 1906. Akan tetapi, ide tersebut baru terealisasi pada masa kepemimpinan Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia.
Jembatan yang mulai dibangun pada April 1962 dan selesai pada Mei 1965 ini memiliki panjang 1.100 meter dengan lebar 22 meter. Bagian atasnya, terdapat dua menara setinggi 75 meter. Uniknya, jembatan ini dulu dapat diangkat saat ada kapal yang hendak melintas dengan kecepatan angkat 10 meter per detik. Namun, kini hal tersebut tidak capat dilakukan lagi, boleh jadi karena usianya yang sudah tua.
Kunjungan ke Jembatan Ampera sebaiknya dilakukan saat senja atau malam hari, selain tidak panas, pengunjung bisa melihat warna-warna lampu yang memantul di atas Sungai Musi.
Pada sore hari, tempat ini lebih meriah lantaran orang-orang, terutama kaum muda dari berbagai penjuru mulai bercatangan dan langsung mendekat ke jembatan yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Ada yang datang menggunakan sepeda motor, mobil, angkutan umum, beberapa bahkan berjalan kaki.
Sesekali pedagang asongan menawarkan kopi dan makanan ringan kepada para pengunjung, menambah ramai suasana. Sementara itu, matahari yang hilang di ufuk barat perlahan mengiringi angin yang berhembus semakin kencang. Sebuah suasana yang sulit ditemui di tengah himpitan gedung pencakar langit di kota seperti Jakarta.
Para pehobi fotografi tentu tak akan melewatkan momen tersebut. Lampu di Jembatan Ampera yang terpantul di permukaan Sungai Musi memberi obyek foto yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Akan tetapi, duduk di tepi sungai sambil menikmati suasana serta berbincang dengan rekan maupun kerabat juga menjadi pilihan yang menarik untuk dilakukan.
Sementara itu, bagi yang ingin berwisata kuliner, bisa mampir sejenak di beberapa restoran atau kedai kopi terapung yang letaknya tak jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar